Stoicism, Sebuah Kekaguman dan Penyesalan Terbesar [Tulisan Belum Selesai]

Sudah lebih dari setahun yang lalu namun kekaguman itu tampaknya tak pernah habis. Justru kian hari kian bertambah besar. Menemukan sebuah buku yang berjudul Filososi Teras karya Henry Manampiring. (Bukunya bisa dibeli disini.)

Ingin sekali saya membuat resume dan menuliskannya di blog ini, tapi kemalasan terus mengalahkan niat untuk menyalakan laptop, menulis apa yang ada di kepala, dan mempostingnya disini.

Tulisan ini mungkin akan panjang, namun saya akan memulainya sedikit demi sedikit. Seiring waktu akan terus saya update. Semoga..

 

——————————————————————————-

Catatan Satu : The Cost of Worrying
Dalam hidup, pasti banyak hal yang kita khawatirkan. Kondisi hidup yang berbeda-beda memiliki sumber dan tingkat kekhawatiran yang berbeda-beda pula. Di luar kehidupan pribadi, kondisi sosial ekonomi masyarakat kita juga menjadi sesuatu yang cukup dikhawatirkan.

Lalu harus bagaimana?

Catat bagian ini!
Kekhawatiran adalah sesuatu yang bisa (dan seharusnya) dikurangi karena menimbulkan banyak biaya. Antara lain :
1. Menghabiskan energi pikiran
2. Menghabiskan waktu dan juga uang
3. Mengganggu kesehatan tubuh

Catatan Dua : Stoicism (Filosofi Teras)
Kira-kira 300 tahun sebelum Masehi, seorang pedagang kaya raya dari Cyprus bernama Zeno melakukan perjalanan dagang dengan kapal laut membawa barang-barang sangat berharga dan mahal melintasi Laut Mediterania.

Malang tak bisa ditolak, kapal tersebut karam. Zeno kehilangan seluruh barang dagangannya yang bernilai “triliunan” tersebut. Ia pun harus hidup luntang-luntang gak jelas, lantaran terdampar di Athena.

Suatu hari, Zeno berkunjung ke toko buku dan menemukan sebuah buku filsafat yang menarik hatinya. Ia bertanya ke empunya toko buku dimana bisa bertemu dengan para filsuf seperti penulis buku ini. Eh ndilalah, saat itu melintaslah Crates, seorang filsuf, dan si pemilik toko buku menunjuk kepadanya. Zeno pun pergi mengikuti Crates.

Zeno kemudian belajar dari banyak filsuf yang berbeda, sampai pada tingkat dia mulai mengajar filosofinya sendiri. Ia senang mengajar di sebuah teras berpilar (yang disebut Stoa dalam bahasa Yunani) di alun-alun di Kota Athena. Sejak itu, pengikutnya disebut Kaum Stoa (Stoic). Dari Zeno, filsafat ini terus berkembang mulai dari Yunani sampai Kekaisaran Romawi.

Catatan Tiga : Tujuan Utama dari Stoicism
Yang ingin dicapai oleh stoicism adalah :
1. Hidup bebas dari emosi negatif dan memperoleh hidup yang lebih tenang.
2. Hidup dengan mengasah kebajikan (virtues, dalam bahasa Latin)

Tujuan utama filosofi teras bukanlah memperoleh kebahagiaan, melainkan hidup dengan emosi negatif yang terkendali dan bagaimana kita hidup sebaik-baiknya seperti seharusnya kita menjadi manusia.

Catatan Empat : Dikotomi Kendali
Sementara sampai disini dulu ..

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *