Qadhi Iyadh dan Istrinya

      No Comments on Qadhi Iyadh dan Istrinya

Ada kisah menarik di buku Bersabar terhadap Pasangan Hidup karya Yusuf Abjek As-Susi :

 

Qadhi Iyadh pernah mengunjungi seorang ahli fikih sahabatnya. Ia menemukannya telah selesai menyusun sebuah buku lalu qadhi Iyadh melihat isinya kemudian kagum dan meminta kepadanya agar meminjamkannya supaya ia bisa membacanya.

Lantas temannya yang ahli fikih itu menuturkan kepadanya bahwa buku itu adalah naskah satu-satunya dan jika hilang maka hilanglah kitab tersebut. Lantas qadhi Iyadh berjanji kepadanya akan menjaganya dan ia akan mengembalikannya esok hari.

Qadhi Iyadh membawa kitab ke rumah dan menghabiskan seluruh malam untuk menelaahnya.

Ia berkata, “Ia mempunyai istri yang menggodanya, sedangkan ia sendiri tidak berpaling kepadanya karena sibuk membaca.

Saat adzan fajar tiba, ia keluar menuju masjid untuk shalat dan membacakan ilmu.

Saat ia kembali ke rumahnya tengah hari, saat memasuki rumahnya mengendus bau yang tidak biasanya. Lantas ia bertanya kepada istrinya, “Makanan siang apa yang telah engkau siapkan untuk kita?” Istrinya menjawab, “Sesuatu yang akan engkau lihat!

Saat mangkuk sudah diletakkan di meja makan, ia menemukan buku temannya yang dipinjamnya dalam keadaan terbakar! Buku itu dibakar istrinya karena saking dongkol dan marahnya kepadanya karena tadi malam tidak memperhatikannya.

Buku itu dilemparkan ke tangannya dan ia pun berduka atas apa yang sudah terjadi.

Lantas ia berdiri dan mengambil pulpen serta kertas lalu menulis apa yang masih menempel di hatinya dari hasil menelaah kitab itu.

Selanjutnya ia membawa catatan itu ke temannya sang fakih dan berkata kepadanya, “Lihatlah, apakah ada yang kurang?” Lantas pemiliknya membuka-bukanya dan berkata kepadanya, “Tidak, tidak ada sesuatu pun yang kurang darinya.”

(Kisah ini diceritakan oleh Syaikh Al-Allamah Sayyidi Muhammad bin Hammad Ash-Shiqili kepada penulis buku)

 

Wow!
Tidak komen. Tidak marah. Tidak ngamuk.
Langsung cari solusi dan selesaikan masalah.
Biasakah kita (para suami) menirunya? 😂

Tidak heran, jika Ka’ab Al- Ahbar pernah berkata:
“Jika suami bersabar kepada istrinya, ia peroleh kedudukan seperti Nabi Ayyub.
Jika istri bersabar terhadap suaminya, ia peroleh kedudukan seperti Asiyah binti Muzahim.”

 

————–


Muhammad Fauzan
Selasa, 6 Februari 2024 (11.59 WIB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *